PSIKOLOGI KARYA SENI LUKIS
Nama:DWI RIYADI DARSONO
Kelas:R4B
NPM:202246500088
JUDUL:PSIKOLOGI KARYA SENI LUKIS
Pengertian Seni Lukis – Salah satu karya seni yang
memiliki nilai jual yang tinggi sekaligus dapat membuat orang yang melihat
berdecak kagum adalah seni lukis. Seni lukis tergolong sebagai karya seni rupa
dua dimensi. Ditambah lagi, seni lukis memiliki karakteristis yang khas seperti
corak, bahan, dan teknik dalam pengerjaannya.
Secara umum, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni lukis
adalah sebuah seni ihwal lukis-melukis dan gambar-menggambar. Umumnya, seorang
seniman yang membuat karya seni lukis akan menuangkan ide dan perasaan mengenai
lukisannya di permukaan canvas.Dalam proses pembuatan karya seni, seorang
seniman memerlukan ide kreatif. Hal itulah yang membuat karya seni dapat
dijual-belikan dengan harga fantastis. Harga karya seni lukis biasanya dilihat
berdasarkan nilai jual dan kualitas dari lukisan tersebut.
PEMBAHASAN TEORI
Teori Psikologi
seni adalah bidang interdisipliner yang mempelajari persepsi, kognisi dan
karakteristik seni dan produksi. Untuk penggunaan bahan-bahan seni sebagai
suatu bentuk psikoterapi, seperti terapi seni. Psikologi seni yang berkaitan
dengan arsitektur psikologi dan psikologi lingkungan.[butuh rujukan]
Penelitian psikolog Jerman Theodor Lipps, memainkan
peran penting dalam awal perkembangan konsep psikologi seni di awal dekade abad
kedua puluh.[butuh rujukan] Kontribusinya yang paling penting dalam hal ini
adalah usahanya untuk membuat teori mengenai pertanyaan Einfuehlung atau
"empati", sebuah istilah yang menjadi elemen kunci dalam berikutnya
banyak teori-teori seni psikologi.
JURNAL 1
NAMA JURNAL:KAJIAN SENI LUKIS KARYA YUNUS SUNARTO
PENULIS:SUYADI
TUJUAN PENELITIAN: yaitu mengkaji bentuk estetika dan
kreativitas Seni lukis karya Yunus Sunarto secara representatif yang diberi
judul “Kajian Seni Lukis Karya Yunus Sunarto”.
Sebagai seniman, Yunus Sunarto memvisualisasikan
idenya ke dalam bentuk karyanya. Dalam menemukan ide, ia melakukan suatu
kontemplasi yang bergayutan dengan apa yang terjadi di sekitar kehidupannya
atau peristiwa masa lalu. Itulah yang dinamakan proses menemukan gagasan
seorang seniman dalam berkarya seni. Proses kreatif seniman bertolak dari
intelektualisme, emosi serta bagaimana ia memahami masalah-masalah realitas
kehidupan dan kehidupan sosial masyarakat sehingga pengamat dapat menangkap apa
yang dimaksudkan seniman dalam karyanya.
Dunia kreativitas tidak ada batasnya, artinya setiap
orang berhak melakukan segala sesuatu (kerja kreatif) untuk menghasilkan
sesuatu pula. Kreatif merupakan bagian dari proses berpikir dan perilaku
manusia artinya kreativitas adalah ciri khas manusia. Hidup pada akhirnya
adalah sebuah kumpulan aktivitas kreatif yang berulang-ulang. Di sini ada
sebuah kebebasan berpikir, menafsirkan, menganalisis suatu topik/ permasalahan,
sehingga sesuatu itu mempunyai nilai (harga), bisa berupa nilai intrinsik
(hasil yang didapat mendatangkan kepuasan secara batin) dan nilai ekstrinsik
(ada sebuah keuntungan yang didapat di luar kepuasan batin) ataupun keduanya.
Pertanyaannya adalah kebebasan yang seperti apa? Apakah sebuah kebebasan yang
tetap terikat pada sebuah “aturan kebebasan” ataukah sebuah kebebasan yang
benar-benar bebas (Kristian Pambuko, 2011: 6).
Yunus Sunarto dalam mencipta berawal dari “ide” hidup
di dalam jiwanya. Gagasan yang bersifat emosional itu diwujudkan secara
intelektual, sehingga pengamat dapat mengerti dan menangkap apa yang
diekspresikannya. Bertolak dari pengalaman masa lalu yang telah mengalami
pengeraman dan mengendap berbulan bahkan bertahun dalam pikirannya, terkait
pengalaman kehidupan masyarakat di sekitarnya
Kesimpulan
atas jurnal tersebut adalah mencari tau keindahan karya seni yunus sunarto
menncari tau estetika dan piskologi seniman Mengetahui konsep yang yunus
sunarto dalam mengekspresikan jiwa nya dalam karya seni dari berbagi era karya
sunarto dikenal dengan gaya konsep ia hanya ingin mengekspresikan sebuah emosi dan kenyataan kehidupan
batinnya dalambentuk obyek kenyataan sehari-hari. Medium dan alat yang
digunakan adalah cat minyak dan kanvas.
Yunus Sunarto dalam melukis
sangat tidak terikat dengan teknik dan gaya, di mana ada ide secepatnya diwujudkan
ke kanvas, dalam berkarya tidak terikat oleh waktu dan tempat, tergantung
situasi dan kondisi,menyesuaikan waktu, antara waktu untuk kantor dan
waktu
untuk melukis.Dalam menemukan ide, ia melakukan suatu kontemplasi
yang bergayutan dengan apa yang terjadi di sekitar kehidupannya atau peristiwa
masa lalu....
jurnal 2
Nama Jurnal:ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN MELUKIS
DENGAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA REMAJA
Penulis:
Nunuk
Nur Shokiyah
Metode Penelitian Variabel dalam penelitian ini
adalah: a. Variabel bebas: Kegiatan melukis b. Variabel tergantung: Kebutuhan
psikologis
TUJUAN PENELITIAN: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kegiatan melukis dengan kebutuhan psikologis pada
remaja. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu kegiatan melukis sebagai
variabel bebas dan kebutuhan psikologis sebagai variabel tergantung. Untuk
mengetahui hubungan antara kegiatan melukis dengan kebutuhan psikologis pada
remaja
Kebutuhan psikologis remaja pada dasarnya berkembang dari kebutuhan yang dimilikinya
sejak masa kanak-kanak (sekolah dasar) dan terus berkembang lagi ketika dewasa
hingga memiliki kebutuhan psikologis.Kebutuhan psikologis paling mendasar yang mempengaruhi remaja adalah
kemandirian.Menurut Murray (Bhem, 1996), keinginan adalah suatu kondisi yang
ditandai dengan perasaan kekurangan dan
keinginan untuk mencapai sesuatu yang dapat dicapai melalui usaha atau tindakan (Murray dalam Bherm,
1996).
Susan K. Langer yang disebutkan dalam buku
berjudul Principles of Art karya
Collingwood (1974), menyatakan bahwa seni adalah simbol emosi. Seni adalah
penciptaan emosi manusia dalam bentuk simbolik. Suatu wujud simbolik yang
mengalami perubahan, yaitu pengalaman universal, bukan penjabaran pengalaman
tertentu dalam sebuah karya seni, melainkan bentukan pengalaman emosional yang
bukan sekadar pemikiran. Berdasarkan pengertian tersebut, HB. Sutopo (1994)
menambahkan seni diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan
manusia yang secara sadar membangkitkan emosi melalui tanda-tanda lahiriah. Tanda-tanda ini bisa
bersifat akustik, mobile, atau visual. Manifestasi eksternal dimaksudkan
sebagai wadah untuk menyampaikan suasana internal Pencipta kepada orang lainnya dan memungkinkan
Pencipta berbagi emosi yang dialami.
Kesimpulan atas jurnal tersebut adalah penulis
meneliti tentang Kegiatan Melukis dengan Kebutuhan Psikologis pada Remaja, maka
hasilnya adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara kegiatan melukis
dengan kebutuhan psikologis pada remaja. Banyaknya kebutuhan psikologis remaja
yang tidak terpenuhi dapat disalurkan melalui kegiatan melukis. Kegiatan
melukis dalam hal ini adalah intensitas kegiatan melukis mempunyai peran yang
sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan psikologis pada remaja
Jurnal 3
Nama Jurnal:
KEGELISAHAN
SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS
Penulis:
Mohammad
Syamsul Arifin
Kegelisahan sebagai ide penciptaan karya seni lukis
ini di latar belakangi karena perasaan cinta kepada seseorang perempuan yang
tak berujung dengan hubungan percintaan. Penulis telah berlebihan dalam
mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam
penderitaan, rasa sakit dan kegelisahan. Oleh karena itu penulis ingin mengolah
ide kegelisahan tersebut dalam penciptaaan karya. Dalam penciptaan karya ini,
bentuk kegelisahan dibuat dengan percampuran teknik, dalam bentuk sebuah
lukisan, dengan melalui beberapa tahapan seperti, membuat desain karya,
persiapan alat dan bahan, proses pembuatan background, sketsa, pembentukan
objek, pewarnaan, finishing. Teknik yang digunakan yaitu teknik kuas dan teknik
semprot Menurut Nasution, (2015:168) kegelisahan berasal dari kata gelisah,
artinya rasa yang tidak tenteram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak
tenang (tidurnya), tidak sabar (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan
menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, artinya merasa
gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Manusia suatu saat dalam
hidupnya akan mengalami kegelisahan. Menurut Nasution, (2015:168) kegelisahan
yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia. Manusia
selama ini sering kali tenggelam dalam kegelisahan.
Menurut Freud (1993:203), menerangkan bahwa tentang
perasaan kegelisahan membedakannya menjadi tiga macam, yaitu: 1) Kegelisahan
Objektif (Kenyataan) Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan dan
kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh darİ luar atau lingkungan sekitar
2) Kegelisahan
Neurotik (Saraf) Kegelisahan ini berhubungan dengan sistem syaraf.
Syaraf-syaraf yang bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam atau
mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak
diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh
suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
3) Kegelisahan Moral Kegelisahan ini muncul dari dalam
diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam ego yang
ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul
karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hati nurani dan sadar atau tidak
mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah.
Kesimpulan dalam jurnal tersebut adalah penulis
memberi tau bahwa setiap karya pasti ada kegelisahan dan latar belakang yang
sangat dalam memunculkan rasa keresahan batin dan psikologi yang mempengauhi
dalam membuat karya seni lukis,bisa dilihat alasan penulis mengambil tema jurnal ini karena kisah percintaan yang betepuk
sebelah tangan yang mengakibatkan penulis merasakan kegelisahan sehingga
tercipta nya karya hasil ekspresi amarah dari sang penulis yang di untarakan
dalam karya seni lukis
Kesimpulan
dalam pembahasan pisikologi karya seni lukis terjadi
karna melatarbelakangi pisikologi seniman itu sendiri baik dalam suka maupun duka,dari
3 jurnal tersebut memberi tau kan bahwa metode dalam membuat karya menciptakan ekspresi
perasaan emosional,perasaan gelisah,atau kebahagian mereka dalam membuat karya
seni lukis.psikologi seni lukis membawa pemahaman mendalam tentang hubungan
kompleks antara pikiran manusia dan karya seni lukis, serta dampaknya terhadap
individu dan masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/1547/1497
https://onesearch.id/Record/IOS3362.845/Details
https://perpustakaan.labschoolcibubur.sch.id/smp-sma/index.php?p=show_detail&id=648&keywords=
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/va/article/view/26681
https://www.ewafebriart.com/2022/10/psikologi-seni.html
Komentar
Posting Komentar